TUGAS SOFTSKILL
Dalam mengerjakan tugas kali ini penulis melampirkan
penulisan ilmiah yang diajukan sebagai syarat mencapai jenjang DIII yang
merupakan hasil pembuatan penulis sendiri. Dalam Penulisan Ilmiah yang berjudul
“Penerapan Quality Assurance Produksi
Ban pada PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk” pada tahun 2014. Sebagian besar
penulisan ilmiah tersebut membahas mengenai proses produksi ban dan juga
mengenai sertifikasi kualitas yang diperoleh oleh perusahaan yaitu salah
satunya ISO/TS 16949.
Sebelum
membahas mengenai ISO/TS 16949 yang merupakan sertifikasi kualitas pengembangan
dari ISO 9001. Dapat diketahui bahwa ISO/TS 16949 merupakan pengembangan dari
ISO 9001 yang merupakan sistem manajemen yang umum. Penyebabnya dikarenakan
untuk perusahaan di bidang otomotif merasa bahwa persyaratan tersebut kurang
spesifik, dimana kualitas sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
keselamatan customer. Persyaratan ISO 9001 kurang melakukan penekanan pada
pencegahan perbaikan produk reject,
karena kegagalan pada industri otomotif dapat berdampak serius terhadap
konsumen. Untuk melihat perbedaan yang lebih jelas berikut merupakan perbedaan
secara umum antara ISO 9001 dengan ISO/TS 16949:
Selain itu, penulis juga menjelaskan
mengenai bagaimana kebijakan quality
assurance di PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk dalam menjamin kualitas
produknya. Dalam menjamin mutunya perusahaan tersebut menggunakan beberapa
teknik analisa dengan basis terhadap ISO/TS 16949 yang disebut dengan core tools yang seluruhnya mengarah
terhadap pencegahan terdapatnya perbaikan, diantaranya:
a. APQP
(Advance Product Quality Planning)
b. FMEA
(Design Failure Mode and Effect Analysis)
c. P-FMEA
(Process Failure Mode and Effect Analysis)
d. MSA
(Measurement System Analysis)
e. SPC
(Statistical Process Control)
f. PPAP
(Production Part Approval Process)
Dalam setiap tahap penjaminan mutu pada departemen quality assurance di PT. Multistrada Arah Sarana, Tbk memiliki
acuan dan tahapan tersebut terdapat pada flowchart
dibawah ini:
Gambar diatas merupakan urutan tahapan core tools dari departemen quality assurance. Tahapan pertama
terdapat proses APQP atau Advance Product
Quality Planning yang
merupakan tahapan awal yang menjadi input
data yang berupa kebutuhan peralatan yang menunjang kegiatan produksi dari
alat dan bahan baku yang digunakan dalam produksi ban. Selanjutnya merupakan
proses D-FMEA atau Design Failure Mode
and Effect Analysis, merupakan tahapan analisa potensi kegagalan dari hasil
desain awal produk ban baik dari segi ukuran, dimensi, pattern type dengan tujuan dapat dilakukan tindakan antisipasi atau
pencegahan sebelum desain produk direalisasikan. Tahapan FMEA tidak hanya pada
proses Design melainkan juga pada
tahapan proses produksi dengan melakukan P-FMEA atau Process Failure Mode and Effect Analysis, merupakan teknik analisa
dalam review pada tiap tahapan proses
produksi per komponen yang akan diproses sebelum menjadi finish goods. Sehingga output
dari tahapan ini adalah tindakan pencegahan sebelum dilakukannya proses
produksi dan kemungkinan yang terjadi akan menyebabkan reject atau kecacatan.
Tahap
berikutnya CP atau Control Plan,
merupakan tahapan raw material
sebelum dirakit menjadi ban namun disertai dengan item check yaitu menentukan kriteria yang harus dilakukan
pengecekan seperti lebar komponen dari masing-masing proses, dimensi misalnya
pada compound kriteria yang di check yaitu tebal compound yang sesuai. Kemudian merupakan proses SPC atau Statistical Process Control, merupakan
alat analisa statistik yang membantu dalam memastikan produksi massal telah
stabil dan mampu dan juga berperan mengontrol kestabilan selama proses produksi
massal. Kondisi apabila terjadi ketidakstabilan pada proses, data pada SPC
tersebut dapat menjadi sinyal sehingga dapat dilakukan perbaikan sebelum produk
yang berupa raw material keluar dari
spesifikasi. Langkah selanjutnya menggunakan teknik analisa berupa MSA atau Measurement System Analysis, merupakan
teknik analisa yang menenkankan tahapan dalam penentuan operator yang capable dalam mengukur kriteria pada
tahapan control plan. Tujuan MSA
adalah untuk memastikan bahwa sistem pengukuran yang dilakukan menghasilkan
data yang akurat, setiap kali pengukuran dilakukan, dan oleh siapapun operator
yang melakukan pengukuran tersebut. Tahap terakhir dalam tahapan core tools adalah PPAP atau Production
Part Approval Process,
tahapan ini merupakan tahapan akhir dari tahapan proses yang dilakukan oleh Quality Assurance. Tahapan ini berupa
validasi kemampuan proses produksi yaitu memastikan bahwa proses produksi
massal telah mampu menghasilkan produk ban secara baik dan konsisten dengan
prinsip proses produksi dilakukan dalam keadaan normal.
Dalam Penulisan Ilmiah (PI) masih banyak
kekurangan diantaranya penjelasan tahapan core
tools masih secara garis besar, tidak signifikan seperti contoh
pengaplikasian langsung terhadap proses produksi ban, maupun tahapan penjaminan
kualitas lainnya.