Pencemaran Merkuri terhadap lingkungan hidup
Merkuri merupakan unsur yang stabil jika terdapat dalam bentuk alami dengan
berbagai senyawa seperti Cinnabar (HgS). Berbentuk cair pada suhu kamar dan
mampu menghantarkan arus sangat baik. Logam ini digunakan sebagai katalis untuk
berbagai industry dan juga campuran untuk bahan industry plastic. Penggunaan
besar-besaran dimulai sejak digunakan pada industry khlor alkali dalam bentuk
methyil merkuri.
Bentuk merkuri yang ada di alam antara lain merkuri organic seperti merkuri
chloride (HgCl2) dan merkuri oksida (HgO). Komponen merkui organic
yang terdiri dari aril merkuri, akil
merkuri maupun alkoksiakil merkuri.
Pencemaran merkuri umumnya terjadi ketika limbah merkuri ini terlepas ke
fluida air dan udara. Air terjadi ketika dilepas ke danau, sungai dan
mengkontaminasi biota di dalamnya. Melalui system rantai makanan, ikan kecil
akan dimakan oleh strata di atasnya dan ini terus berakumulasi sehingga di
tingkatan paling atas maka konsentrasi merkuri akan jauh lebih tinggi.
Merkuri yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat lewat melalui air, udara
maupun makanan dan minuman. Merkui ini juga dapat masuk secara alami melalui
makanan yang kita konsumsi. Beberapa makanan yang juga mengakumulasikan merkuri
secara alami seperti jenis seafood (ikan dan kerang). Karena sifatnya sebagai
logam berat, maka tubuh tidak akan mampu menguraikan merkuri ini sehingga dalam
waktu lama merkuri ini akan mengumpul dalam organ seperti hati, ginjal, otak
dan darah.
Keracunan atau pencemaran merkuri telah terjadi di berbagai tempat di
belahan bumi ini, beberapa kasus menjadi trend yang besar karena besarnya
jumlah korban meninggal maupun cacat permanen. Tercatat di Irak (1961),
Guetamala (1966), Pakistan (1963) dan di Nigata Jepang pada 1968 yang terkenal
dengan Tragedi Minamatanya (Minamata Desease). Isu pencemaran ini terjadi
ketika merkuri sulfide yang digunakan sebagai katalis dibuang ke laut Minamata
dan terobah oleh bakteri menjadi CH3Hg+ yang sangat mudah
menguap (volatile). Partikel ini yang masuk ke tubh organisme dan melewati
ebrbagai strata rantai makanan.
Keracunan
merkuri tentunya memberi dampak buruk bagi tubuh karena merusak perut, usus,
ginjal, maupun darah dan saraf bahkan sangat berpotensi menyebabkan kematian.
Organimerkuri merupakan jenis merkuri yang mampu melakukan penetrasi dan
terkumpul di dalam otak karena mampu menembus membrane otak. Perusakan ini juga
bahkan menyangkut pada penyakit cacat turunan, kerusakan system saraf pusat dan
kerusakan system genetic.
Sedangkan
pencemaran melalui udara akan terjadi melalui emisi. Emisi ini yang kemudian
terhirup dan masuk ke dalam system pernafasan. Beberapa aktivitas yang
menghasilkan emisi merkuri seperti instalasi sampah kota melalui alkali
khlorin, peleburan merkuri dan industry tambang skala kecil.
Khusus untuk
penambangan emas, umumnya digunakan merkuri (kuik, air raksa, air perak untuk
bahasa local) untuk mengumpulkan partikel emas dan perak yang telah tergerus
dan dicamurkan dalam air. Partikel merkuri berdasar sifat adhesive-nya akan
“mengumpulkan dan mengikat” logam emas dan perak. Selanjutnya merkuri yang
bermuatan emas dan perak ini akan dibakar untuk menghilangkan merkuri sehingga
yang tertinggal hanyalah emas dan perak.
Pembakaran ini
yang justru menjadi sangat berbahaya, karena debu dan uap pembakaran merkuri
akan terbawa ke pernafasan dan menyerang system organ. Akibat penumpukan dalam
waktu lama, maka merkuri akan mengendap di dalam darah dan system saraf
sehingga menibulkan penyakit saraf seperti tremor, kejang-kejang bahkan
kelumpuhan permanen. Banyak ditemukan orang yang terdedah debu dan uap merkuri
terkena penyakit saraf, tremor hingga menjadi lumpuh dalam waktu 5 sampai 15
tahun.
Perlu diingat
bahwa merkuri memiliki waktu retensi atau waktu terdedah yang cukup lama di
dalam tubuh manusia meskipun dalam konsentrasi rendah sehingga konsentrasi di
dalam tubuh akan semakin tinggi.
Sumber: radyanprastyo.blogspot.com/logam-berat-dan-pencemaran-merkuri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar